Epidemiologi Penyakit Menular Kolera. Kolera atau biasanya disebut dengan penyakit tahunan Asiatic Cholera adalah suatu infeksi usus yang disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae. Bakteri ini biasanya masuk kedalam tubuh melalui air minum atau makanan yang terkontaminasi oleh sanitasi atau dengan memakan ikan yang tidak dimasak dengan benar atau mentah. Bakteri ini juga sensitif terhadap asam lambung, maka penderita yang mengalami asam lambung cenderung menderita penyakit ini. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MINI SKRIPSI KOLERA Dosen Pengampu Dr. dr. Wulan Pingkan Julia Kaunang Grad. Dip., DK. Disusun Oleh Kelompok 21 D Virginia Kusywoyo 211111010171 Yuliana Palempung 211111010174 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI 2022 iii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan berkat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas akhir Mini Skripsi yang berjudul “Kolera Vibrio Chlorea” tepat pada waktunya. Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular oleh Dr. dr. Wulan Pingkan Julia Kaunang Grad., Dip., DK. Yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami dapat mengkaji dan dapat memperoleh pengetahuan dari penulisan Mini Skripsi ini. Kami mengetahui bahwa tugas akhir Mini Skripsi masih jauh dari kata sempurna. Ole karena itu, kritik dan saran yang membangun dapat membantu kami menjadi lebih baik. Harapan kami kiranya Mini Skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk kami dan juga orang-orang yang akan membacanya. Manado, 1 Desember 2022 Penulis iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv BAB I DEFINISI PENYAKIT KOLERA 5 BAB II EPIDEMIOLOGI PENYAKIT KOLERA 6 BAB III ETIOLOGI PENYAKIT KOLERA 8 BAB IV KLASIFIKASI PENYAKIT KOLERA 10 BAB V PATOFISIOLOGI PENYAKIT KOLERA 12 BAB VI PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN 14 DAFTAR PUSTAKA 16 5 BAB I “DEFINISI KOLERA” Kolera atau biasanya disebut dengan penyakit tahunan Asiatic Cholera adalah suatu infeksi usus yang disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae. Bakteri dari kolera tersebut menghasilkan racun yang bisa menyebabkan usus halus melepaskan sejumlah besar cairan yang mengandung garam dan mineral. Bakteri ini juga biasanya masuk kedalam tubuh melalui air minum atau makanan yang terkontaminasi oleh sanitasi atau dengan memakan ikan yang tidak dimasak dengan benar, terutama kerang. Bakteri ini juga sensitif terhadap asam lambung, maka penderita yang mengalami asam lambung cenderung menderita penyakit ini. Kolera dapat ditemukan di berbagai negara seperti Asia, Timur tengah, Afrika, dan Amerika Latin. Di daerah-daerah tersebut, wabah ini biasanya terjadi selama musim panas dan banyak menyerang anak-anak. Di negara lain, wabah ini bisa terjadi pada semua musim dan juga pada semua usia. Irianto, 2014 Menurut WHO, keadaan yang harus diduga jika terjadi penyebaran penyakit kolera yaitu 1. Daerah yang sebelumnya tidak terdeteksi adanya kolera lalu terdapat seorang penderita berusia 5 tahun atau lebih mengalami dehidrasi berat akibat diare akut. 2. Disuatu daerah yang pernah mengalami epidemi kolera, dimana ada seseorang yang berusia 5 tahun mengalami gangguan pencernaan seperti diare cair dengan atau tanpa muntah Ekawati, 2018. Agen penyebab dari penyakit ini awalnya dijelaskan pada tahun 1854 oleh Filippo Pacini, kemudian dilanjutkan oleh Robert Koch pada tahun 1884. Diperkirakan setiap tahun ada 1,3 – 4 juta kasus kolera yang terjadi, dan – kematian dari penyakit ini diseluruh dunia. 6 BAB II “EPIDEMIOLOGI PENYAKIT KOLERA” Pada tahun 1997 kolera ini dikenal sebagai 7 pandemi yang penyebarannya mencapai eropa. Vibrio yang bertanggung jawab terhadap terjadinya pandemi ke-7 adalah vibrio cholera 0I, biotipe El-Tor. Pandemi ke-7 dimulai pada tahun 1961 ketika vibrio pertama kali muncul hingga menyebabkan epidemi kolera di sulawesi, indonesia. Penyakit ini menyebar dengan cepat ke asia timur dan mencapai bangladesh pada tahun 1963, india pada tahun 1964, iran, iraq pada tahun 1965 – 1966. Pada tahun 1970 kolera menyebar di afrika barat, suatu wilayah yang belum pernah mengalami penyakit ini lebih dari 100 tahun. Penyakit ini menyebar dengan cepat ek beberapa negara dan menjadi endemik pada banyak benua. Pada tahun 1991, kolera menyerang amerika latin, dimana penyakit ini juga telah hilang selama satu abad. Dalam waktu setahun penyakit ini kembali menyebar ke 11 negara dan secara cepat menyebar lintas benua. Sampai tahun 1992, hanya serogrup vibrio cholerae OI yang menyebabkan endemi kolera. Serogrup lainnya dapat menyebabkan kasus – kasus diare yang sporadis, tapi tidak menyebabkan endemi. Pada akhir tahun 1992 ledakan kasus 7 kolera dimulai di india dan bangladesh yang disebabkan oleh serogrup OI39 atau bengal. Keadaan ini dikenal dengan pandemik ke-8. Isolasi dari vibrio ini telah dilaporkan dari 11 negara di asia tenggara. Namun masih belum jelas apakah vibrio cholerae OI39 akan menyebar kedaerah/wilayah lain, dan pengawasan epidemiologik yang cermat dari situasi ini sedang dilakukan. Menurut data epidemiologi global, kolera lebih sering ditemukan di negara berkembang. Insiden penyakit ini di negara industrial tela menurun karena adanya sistem sanitasi pengolahan air yang bersih. Angka kejadian kolera yang pasti juga sulit diketahui karena mayoritas insidennya terjadi di area terpencil di negara berkembang yang tidak memiliki sistem diagnosis dan pelaporan. Global Berdasarkan data WHO, terdapat 1,2 juta kasus kolera pada tahun 2017 dengan angka fatalitas sebesar di seluruh dunia. Sekitar 84% kasus kolera global dan 41% kematian akibat kolera di seluruh dunia dilaporkan di Yemen. Jumlah kasus dalam laporan WHO ini masih belum menyeluruh karena masih banyak negara yang belum melaporkan kejadian kolera. Hal ini diduga terjadi karena kurangnya sistem surveilans dan adanya penutupan kasus kolera oleh negara tertentu untuk mencegah penurunan turisme dan industri ekspornya. Indonesia Kejadian Luar Biasa KLB kolera yang pernah dilaporkan di Indonesia tercatat terjadi pada bulan April – Agustus 2008 di Kabupaten Paniai dan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Kejadian ini memakan korban sampai 105 jiwa. Setelah itu, tidak didapatkan laporan terbaru mengenai jumlah kasus kolera di Indonesia hingga saat ini. Mortalitas Sebelum adanya regimen penggantian cairan dan elektrolit yang baik, mortalitas kolera mencapai >50%. Namun, mortalitas tersebut dapat ditekan menjadi <1% bila ada pemberian terapi yang cepat. 8 BAB III “ETIOLOGI PENYAKIT KOLERA” Etiologi kolera adalah bakteri Vibrio cholerae yang menular pada manusia melalui rute fekal-oral. Bakteri ini menghasilkan enteroksin yang dapat memicu diare sekretorik akut profus. Infeksi Vibrio cholerae dikaitkan dengan sistem sanitasi yang buruk, dimana transimisi utama terjadi melalui air atau makanan yang terkontaminasi. Vibrio cholerae merupakan bakteri basil gram negatif yang bersifat aerobik atau anaerobik fakultatif. Bakteri ini memiliki bentuk seperti tanda koma, panjang 1 – 3 µm, dan diameter 0,5 – 0,8 µm. Struktur antigennya terdiri dari antigen flagel H dan somatik O. Dari sekitar 200 jenis Vibrio cholerae yang telah teridentifikasi, vibrio cholerae O139 merupakan jenis yang berkaitan dengan kejadian epidemi. Serogrup O1 kemudian diklasifikasikan berdasarkan serotipenya, yaitu Inaba, Ogawa, atau Hikojima. Selain itu, serogrup O1 juga dapat diklasifikasikan berdasarkan biotipenya, yaitu biotipe klasikal dan El Tor. Faktor Resiko Faktor resiko kolera adalah komunitas yang memiliki sistem pengolahan air bersih yang buruk atau standar sanitasi personal maupun komunitas yang rendah. Secara umum, faktor resiko dapat ditelaah lebih lanjut sebagai faktor lingkungan dan faktor pejamu. a Faktor Lingkungan 9 Ekosistem utama Vibrio cholerae adalah perairan terutama laut, dimana bakteri ini hidup secara komensal dengan plankton krustasea yang berperan sebagai organisme pejamu normalnya. Risiko infeksi dapat meningkat karena peningkatan jumlah mikroba akibat perubahan cuaca, suhu air, salinitas air, konsentrasi nutrisi, dan jumlah alga. b Faktor Pejamu Kondisi malnutrisi meningkatkan resiko terinfeksi kolera. Selain itu, peran asam lambung dalam menghambat inokulasi V. Cholerae sebelum mencapai usus juga cukuo penting. Pasien yang mengalami perubahan asam lambung akibat infeksi H. Pylori, gastrektomi, penggunaan bloker histamin, atau penggunaan inhibitor pompa proton memiliki risiko terinfeksi kolera lebih tinggi. Individu dengan golongan darah O juga lebih rentan terinfeksi kolera tetapi mekanismenya belum diketahui dengan jelas. 10 BAB IV “KLASIFIKASI PENYAKIT KOLERA” Vibrio cholerae merupakan salah satu bakteri paling banyak yang terdapat pada permukaan air yang terkontaminasi limbah industri dan limbah rumah tangga. Bakteri ini bersifat gram negatif berbentuk basil batang bengkok, bersifat aerob dan motil, serta mempunyai satu flagel kutub. Menurut Khairie, 2013, yang menyebabkan penyakit kolera pada manusia adalah jenis serogrup 01 dan 0139. Bakteri mempunyai klasifikasi sebagai berikut Kingdom Bacteria Filum Proteobacteria Ordo Vibrionales Kelas Gamma proteobacteria Family Vibrionaceae Genus Vibrio Spesies Vibrio cholerae Aditia, 2015 dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu serotype dan biotype. Pada tipe serotype, bakteri V. Cholerae memiliki kemmapuan mengaglutasi antisera polyvalent O. Antisera polyvalent O terbagi atas tiga tipe, yaitu 1 Serotype Ogawa AB 2 Serotype Inaba AC 3 Serotype Hikojima ABBC 11 Sementara untuk biotype, bakteri ini dibagi lagi berdasarkan sensitifnya terhadap bakteriofaga, yaitu 1 Biotype Klasikal 2 Biotype El-Tor Widyastana, 2015 Berdasarkan variasi antigen, genomic, dan toksisitasnya V. Cholerae dibagi lagi kedalam 30 strain Moat et al., 2002. V. Cholerae serogrup 01 dibagi atas biotype klasikal adalah penyebab penyakit kolera atau asiatik kolera. Biotype El-Tor ini juga menghasilkan hemolisin selain menghasilkan toksin, hemolisin yang dihasilkan juga merupakan suatu protein yang dapat menyebabkan helisis darah sehingga pasien penderita diare mengalami diare yang berdarah Widyastana, 2015. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri V. Cholerae grup non 01 ini dianggap tidak begitu berbahaya karena bakteri V. Cholerae grup non 01 ini hanya menyebabkan diare yang ringan pada penderita Widyastana, 2015. Namun, pada tahun 1991 dunia dikejutkan dengan adanya wabah kolera di Bangladesh dan India yang disebabkan oleh bakteri V. Cholerae grup non 01 yang memproduksi toksin seperti grup 01. 12 BAB V “PATOFISIOLOGI PENYAKIT KOLERA” Gejala dimulai dari 1-3 hari setelah terinfeksi bakteri, mulai dari diare ringan tanpa komplikasi sampai pada diare berat yang bisa berakibat fatal. Ada beberapa orang yang tidak menunjukkan gejala saat terinfeksi. Kolera biasanya dimulai diare terasa encer seperti air yang terjadi secara tiba – tiba, tanpa adanya rasa sakit dan muntah – muntah. Namun, pada kasus yang berat dalam 1 jam seseorang dapat kehilangan 1 liter cairan hanya dkarenakan diare. Pada orang yang fesesnya ditemukan adanya bakteri kolera mungkin dalam 1-2 minggu belum merasakan keluhan, namun saat terjadi serangan infeksi maka bisa terjadi diare dan muntah dengan kondisi yang cukup serius sebagai serangan akut untuk menyamarkan jenis diare yang dialami. Akan tetapi pada penderita yang mengalami kolera ada beberapa tanda dan gejala yang dapat diketahui, yaitu 1. Diare yang encer seperti air dan berlimpah tanpa rasa mulas. 2. Kotoran tinja atau feses yang semula berbau dan berwarna berubah menjadi cairan putih keruh tanpa bau amis atau busuk, melainkan seperti manis yang menusuk. 3. Feses cairan yang memiliki tampilan seperti air cucian beras bila di endapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan yang berwarna putih. 13 4. Diare terjadi sampai berkali-kali dan dalam jumlah yang banyak dalam satu waktu. 5. Muntah setelah didahului diare yang terjadi, namun pada penderita tidak merasakan mual sebelumnya. 6. Terjadinya kejang di area perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang sangat hebat. 7. Banyaknya cairan yang keluar dapat membuat dehidrasi dengan tanda-tandanya seperti detak jantung yang terasa cepat, mulut terasa kering, fisik lemah, mata cekung, dan lain-lain bila tidak segera dilakukan penanganan sebagai pengganti cairan dalam tubuh yang hilang maka dapat mengakibatkan kematian. Gejala kolera pada anak-anak lebih berat dibandingkan dengan orang dewasa. Anak-anak yang terserang kolera rentan terkena hipoglikemia gula darah rendah, yang bisa menyebabkan kejang dan kesadaran mengalami penurunan. 14 BAB VI “PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN” A. Pencegahan Penyakit Kolera Cara pencegahan dan untuk memutuskan tali penularan penyakit adalah dengan melakukan sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran feses pada tempat yang memenuhi standar lingkungan. Setelah sanitasi lingkungan, selanjutnya ada meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik, cuci sayuran yang dimakan mentah seperti lalapan, hindari makanan seperti ikan dan kerang yang masih setengah matang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memutus mata rantai penularan penyakit tersebut, yaitu Tidak membeli makanan yang kebersihannya tidak terjamin Gunakan air yang sudah terjamin kualitasnya untuk memasak Tidak mengkonsumsi susu segar yang belum diolah Minum yang telah dimasak hingga mendidih atau minum air mineral dalam kemasan Mencuci bersih buah dan sayur sebelum dimakan Imunisasi dengan vaksin komersil standar yaitu vaksin cholera sec yang mengandung 10 milyar vibrio mati per mL, memberikan proteksi 60-80% untuk masa 3 – 6 bulan. Vaksin tidak berpengaruh pada karier dalam pencegahan 15 penularan sehingga vaksinasi kolera tidak lagi menjadi persyaratan sertifikat kesehatan internasional. Imunisasi dengan toksoid pada manusia tidak memberikan perlindungan yang berarti dalam mencegah kolera. B. Pengobatan Penyakit Kolera Penanganan utama untuk penderita kolera adalah dengan mencegah dehidrasi. Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mendapatkan penanganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang paling tepat bagi penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah. Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan pemberian antibiotik/antimikroblal seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang terjadi. Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang penyakit kolera pemberian makanan/cairan dilakukan dengan cara memasukkan selang dari hidung ke lambung sonde. Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolong berat tidak dapat diatasi meninggal dunia, sedangkan jumlah 1% penderita kolera yang mendapat penanganan kurang adekuat meninggal dunia. 16 DAFTAR PUSTAKA Connor, B., et al. 2019. Cholera in Travellers A Systematic Review. Journal of Travel Medicine. 26 8, pp. 1 – 8. Dr. Pittara. 2022. Kolera. Online [diakses 1 Desember 2022 Davies HG, Browman C, Luby SP. 2017. Cholerae – Management and Prevention. Journal of Infection. 74 1 66 – 73. Handa S. 2018. Cholera Medscape. Online [diakses 1 Desember 2022] Irianto, Koes. 2013. Epidemiologi Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung. Penerbit Alfabeta Bandung Mood BS, Metanat M. Diagnosis, Clinical Management and Prevention, and Control of Cholera A Review Study. International Journal of Infection. 1 1 e18303. Medkes, 2014. Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Kolera. Online [diakses 1 Desember 2022]. R Fauziah, 2015. Epidemiologi Penyakit Menular-Kolera. Online [diakses 1 Dessember 2022] ResearchGate has not been able to resolve any citations for this to cholera is a risk for individuals and groups traveling to endemic areas, and the bacteria can be imported to cholera-free countries by returning travellers. This systematic review of the literature describes the circumstances in which cholera infection can occur in travellers and considers the possible value of the cholera vaccine for prevention in travellers. PubMed and EMBASE were searched for case reports of cholera or diarrhoea among travellers, with date limits of 1 Jan 1990 to 30 April 2018. Search results were screened to exclude the following articles diarrhoea not caused by cholera, cholera in animals, intentional cholera infection in humans, non-English articles, and publications on epidemics that did not report clinical details of individual cases and publications of cases pre-dating 1990. Articles were reviewed through descriptive analytic methods and information summarized. We identified 156 cases of cholera imported as a consequence of travel, and these were reviewed for type of traveller, source country, serogroup of cholera, treatment and outcomes. The case reports retrieved in the search did not report consistent levels of detail, making it difficult to synthesize data across reports and draw firm conclusions from the data. This clinical review sheds light on the paucity of actionable published data regarding the risk of cholera in travellers and identifies a number of gaps that should drive additional effort. Further information is needed to better inform evidence-based disease prevention strategies, including vaccination for travellers visiting areas of cholera-risk. Modifications to current vaccination recommendations to include or exclude current or additional traveller populations may be considered as additional risk data become available. The protocol for this systematic review is registered with PROSPERO registration number 122797.Cholerae -Management and PreventionH G DaviesC BrowmanS P LubyDavies HG, Browman C, Luby SP. 2017. Cholerae -Management and Prevention. Journal of Infection. 74 1 66 Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung. Penerbit Alfabeta Bandung Mood BS, Metanat M. Diagnosis, Clinical Management and Prevention, and Control of Cholera A Review StudyKoes IriantoIrianto, Koes. 2013. Epidemiologi Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan Klinis. Bandung. Penerbit Alfabeta Bandung Mood BS, Metanat M. Diagnosis, Clinical Management and Prevention, and Control of Cholera A Review Study. International Journal of Infection. 1 1 Penyakit Menular-KoleraR FauziahR Fauziah, 2015. Epidemiologi Penyakit Menular-Kolera. Online [diakses 1 Dessember 2022]Selaindiare, gejala lain yang dapat dirasakan penderita kolera adalah: Mual Muntah Kram perut Gejala kolera pada anak-anak sering kali lebih berat dibandingkan pada orang dewasa. Anak-anak yang terkena kolera lebih rentan terkena gula darah rendah ( hipoglikemia) yang bisa menyebabkan kejang dan penurunan kesadaran. Kapan harus ke dokter
Hello doktor. Saya merupakan seorang bapa kepada anak yang berumur 13 tahun yang mempunyai masalah berkaitan cirit-birit sejak 3 hari yang lepas. Anak saya bersekolah di salah sebuah sekolah menengah di anak saya, cirit-birit itu berlaku selepas dia membeli makanan daripada kantin sekolah. Selain daripada anak saya, terdapat juga beberapa pelajar yang lain yang turut mengalami masalah yang sama. Anak saya memberitahu bahawa najisnya sangat cair dan berwarna seperti coklat keputihan tetapi tiada sebarang darah yang kelihatan. Setiap hari, dia akan pergi ke tandas sebanyak 8 kali disebabkan oleh cirit-birit yang dialaminya. Saya juga ada membeli ubat tahan cirit-birit di farmasi, tetapi ia kurang membantu. Selain itu, dia turut mengalami muntah-muntah yang kadang-kadang berlaku dan menurutnya muntah itu mengandungi makanan yang dimakan, lebih kurang dalam 1 cawan tetapi tiada sebarang darah yang kelihatan. Disebabkan dia sudah mula kelihatan lemah sepanjang hari dan tidak mampu ke sekolah, saya mengambil keputusan untuk membawanya berjumpa dengan saya ingin bertanya kepada doktor, apakah yang dimaksudkan dengan penyakit kolera dan apakah penyebabnya?Adakah ia berkaitan dengan jangkitan bakteria dan apakah ubat-ubatan yang sesuai untuk merawatnya?Terima kasih atas soalan anda. Penyakit kolera adalah penyakit berjangkit wabak akut acute. Ia akan menyebabkan gejala seperti cirit-birit berair, kehilangan cecair dan elektrolit yang berlebihan, dan dehidrasi yang teruk. Ia boleh membawa maut. Ia berlaku disebabkan oleh jangkitan bakteria Vibrio cholera V. cholera.Oleh kerana dehidrasi yang teruk, kadar kematian adalah tinggi apabila tidak dirawat, terutamanya dalam kalangan kanak-kanak dan bayi. Kematian boleh berlaku dalam kalangan orang dewasa yang sihat dalam beberapa jam. Mereka yang pulih biasanya mempunyai imuniti jangka masa panjang terhadap jangkitan semula daripada penyakit anda ingin bercuti ke kawasan seperti Asia, Afrika dan beberapa bahagian Amerika Latin, anda perlu melindungi diri daripada kolera dengan menjalankan vaksinasi yang sesuai terlebih dahulu, hanya minum air yang dimasak atau dari botol tertutup dan mengikuti amalan cuci tangan dengan adalah penyakit berjangkit yang menyebabkan cirit-birit berair yang teruk, yang boleh menyebabkan dehidrasi dan juga kematian jika tidak diawat. Ia berlaku disebabkan oleh makan makanan atau minuman yang sudah tercemar dengan bakteria yang dipanggil Vibrio lazimnya berlaku di Amerika Syarikat pada tahun 1800-an, sebelum sistem rawatan air dan kumbahan yang moden menghapuskan penyebaran bakteria tersebut melalui air yang tercemar. Hanya kira-kira 10 kes kolera yang dilaporkan setiap tahun di dan separuh daripadanya diperoleh daripaada luar negara. Jarang, makanan laut yang tercemar menyebabkan wabak kolera di bagaimanapun, wabak kolera masih menjadi masalah serius di negara lain di seluruh dunia. Sekurang-kurangnya 150,000 kes dilaporkan kepada Pertubuhan Kesihatan Sedunia setiap tahun. Penyakit ini biasanya berlaku di tempat-tempat yang mempunyai sanitasi yang kurang baik, penuh dengan orang ramai, peperangan, dan yang biasanya berlaku penyakit kolera termasuklah bahagian-bahagian Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Latin. Sekiranya anda bercuti ke salah satu kawasan tersebut, mengetahui fakta kolera boleh membantu melindungi anda dan keluarga cholerae, bakteria yang menjadi penyebab bagi penyakit kolera, biasanya boleh ditemui dalam makanan atau air yang tercemar oleh najis daripada orang yang dijangkiti. Sumber-sumber bakteria ini termasuklahBekalan air daripada loji kumbahan dan rawatanAis diperbuat daripada air daripada loji kumbahan dan rawatanMakanan dan minuman yang dijual oleh penjaja jalananSayur-sayuran yang disiram dengan air yang mengandungi sisa manusia seperti air kencing atau najisIkan mentah atau kurang masak dan makanan laut yang ditangkap di perairan yang telah tercemar dengan kumbahanApabila seseorang mengambil makanan atau air yang sudah tercemar, bakteria akan membebaskan toksin di dalam usus yang akan menyebabkan cirit-birit yang tidak mungkin anda mendapat kolera hanya dengan hubungan sentuh dengan orang yang sekitar 1 daripada 20 jangkitan kolera adalah teruk, dan kebanyakan orang yang dijangkiti tidak menunjukkan sebarang gejala muncul, ia akan berlanjutan antara 12 jam dan 5 hari selepas terdedah kepada bakteria tersebut. Gejala-gejala tersebut boleh jadi ringan, tiada simptom atau sangat yang ada termasuklahSejumlah besar cirit-birit berair, kadang-kadang dipanggil "najis air beras"/”rice water stools” kerana ia kelihatan seperti air yang telah digunakan untuk membasuh berasMuntahKaki kejangSeseorang yang mengalami penyakit kolera akan kehilangan air dalam badan dengan cepat, sehingga 20 liter sehari, jadi dehidrasi dan kejutan yang teruk boleh dehidrasi termasuklahKulit longgar / “loose skin”Mata nampak seperti tenggelamMulut dan bibir keringPenurunan rembesan, misalnya, kurang berpeluhLaju denyutan jantungTekanan darah rendahPening kepala atau kepala terasa ringanKehilangan berat badan yang cepatKejutan/Shock boleh menyebabkan sistem peredaran darah tidak berfungsi dengan baik. Ia adalah keadaan yang mengancam nyawa dan keadaan terdapat vaksin bagi penyakit kolera, CDC dan Pertubuhan Kesihatan Sedunia biasanya tidak mengesyorkannya, kerana ia mungkin tidak melindungi separuh daripada orang yang menerimanya dan hanya bertahan selama beberapa bagaimanapun, anda boleh melindungi diri anda dan keluarga dengan menggunakan hanya air yang telah dimasak, air yang telah dibasmi kuman secara kimia, atau air botol. Pastikan anda menggunakan air yang telah dibotolkan, dimasak, atau dibasmi kuman secara kimia untuk tujuan berikutMinumMenyediakan makanan atau minumanMembuat aisMemberus gigiMembasuh muka dan tanganMembasuh pinggan mangkuk dan perkakas yang anda gunakan untuk makan atau menyediakan makananMembasuh buah-buahan dan sayur-sayuranUntuk membasmi kuman air anda sendiri, didihkan selama 1-3 minit atau tapiskan air tersebut dan gunakan “commercial chemical disinfectant”.Anda juga harus mengelakkan makanan mentah, termasuklah yang berikutBuah-buahan dan sayur-sayuran yang tidak dikupasProduk tenusu dan susu yang tidak dipasteurisasiDaging atau makanan laut yang mentah atau kurang masakIkan yang ditangkap di kawasan terumbu tropika, yang mungkin tercemarSekiranya anda mengalami cirit-birit dan muntah yang teruk, terutamanya selepas makan makanan laut yang mentah atau bercuti ke negara di mana kolera adalah epidemik - dapatkan rawatan perubatan dengan segera. Penyakit kolera boleh dirawat, tetapi kerana dehidrasi boleh berlaku dengan cepat,jadi adalah penting untuk mendapatkan rawatan kolera dengan adalah rawatan utama untuk penyakit kolera. Bergantung kepada keadaan cirit-birit, rawatan akan terdiri daripada oral atau intravena untuk menggantikan cecair yang seperti antibiotik, yang membunuh bakteria, bukan sebahagian daripada rawatan kecemasan untuk kes yang ringan. Tetapi mereka boleh mengurangkan tempoh cirit-birit dan juga mengurangkan perkumuhan bakteria, dengan itu membantu mencegah penyebaran terdapat apa-apa kemusykilan, sila rujuk nasihat doktor yang boleh dijumpai di klinik atau hospital. Jika ia bukan kecemasan, anda juga boleh mendapatkan nasihat daripada doktor di laman web Cholera - Vibrio cholerae infection, Centre for Disease Control and Prevention
Skip to content Beranda / Informasi Kesehatan / Kesehatan Umum / 7 Jenis Penyakit Perut yang Perlu Anda Kenali No. 3 Berisiko Kematian 7 Jenis Penyakit Perut yang Perlu Anda Kenali No. 3 Berisiko Kematian Macam-macam sakit perut ternyata ada banyak, bahkan ada yang sangat berbahaya. Mulai sekarang, jangan sepelekan jenis sakit perut yang Anda alami, terlebih lagi jika sakitnya tidak kunjung hilang. Lantas, apa saja jenisnya?Macam-Macam Sakit Perut Tidak hanya mulas yang bisa dirasakan pada perut, ada berbagai jenis sakit perut yang perlu Anda kenali, di antaranya 1. Maag Gejala maag biasanya terasa nyeri di daerah ulu hati, disertai keluhan lain seperti mual, muntah, perut kembung, cepat kenyang, dan bersendawa – terutama ketika Anda lapar. Maag dapat disebabkan bakteri Helicobacter pylori H. pylori atau penggunaan antiinflamasi nonsteroid NSAID, yang mengiritasi dan mengubah lapisan mukosa pelindung saluran pencernaan. Selain itu, penyebab penyakit perut ini bermacam-macam, bisa karena makanan, terutama makanan yang mengandung gas seperti kol, ubi, dan sawi. Atau bisa juga disebabkan minuman seperti kopi, alkohol, dan soda. Selain faktor makanan, maag bisa dihubungan dengan faktor stres, merokok, dan konsumsi obat-obat penghilang rasa sakit termasuk obat rematik. Sebenarnya obat-obatan anti-maag atau obat sakit perut yang mengandung antasida cukup untuk mengatasi gejalanya. Antasida ini berfungsi untuk menetralisir asam lambung. Tapi jika rasa sakit itu tidak berkurang, barangkali Anda perlu menemui dokter. Jangan lupa, kurangi makanan yang bisa mengganggu kinerja lambung-makanan yang terlalu asam atau terlalu pedas. Dan mulai sekarang, makanlah dengan teratur. 2. Batu Empedu Batu empedu adalah endapan yang terbentuk pada kantong empedu – kantung kecil berbentuk buah pir yang menyimpan dan mengeluarkan empedu untuk pencernaan. Gejala batu empedu biasanya nyeri ulu hati atau nyeri perut bagian kanan atas yang hilang timbul, akibat adanya batu pada kandung empedu. Kadang kala, rasa nyeri itu seolah menjalar ke bagian belakang tubuh. Makanan berlemak atau bisa juga dikaitkan dengan kadar kolesterol yang terlalu tinggi menjadi penyebabnya. Batu empedu adalah endapan kolesterol, bilirubin, atau garam kalsium lainnya yang terbentuk di kantung empedu atau di dekat saluran empedu. Jika dilakukan pemeriksaan, yaitu dengan USG abdomen sudah dipastikan adanya batu pada kandung empedu, maka sebaiknya harus dioperasi. Apalagi jika itu adalah batu kalsium atau batu non-kalsium yang terlanjur membesar dan mengeras. 3. Usus Buntu Apendisitis adalah salah satu dari macam-macam sakit perut yang bisa mengancam jika pecah atau bocor. Jenis penyakit perut ini timbul disebabkan oleh karena peradangan pada usus buntu organ berbentuk kantong kecil dan tipis, berukuran sepanjang 5 hingga 10 cm yang terhubung pada usus besar. Usus buntu paling sering terjadi pada orang berusia antara 10 dan 30 tahun. Gejala usus buntu biasanya terasa nyeri terus-menerus pada perut bagian kanan bawah, yang sering kali disertai mual dan muntah, dan susah buang air besar BAB ataupun mencret . Kadang kala, rasa nyerinya akan bertambah hingga tiga kali lipat ketika Anda harus berjalan. Badan akan terasa tidak enak dan meriang. Kuman atau bakteri yang masuk menjadi penyebabnya. Jadi jika Anda menyangka penyebabnya adalah akibat terlalu banyak makan cabai atau biji-bijian, Anda termakan mitos. Jika Anda mengalami gejala sakit pada perut di bagian kanan bawah, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Pastikan apakah gejala ini merupakan infeksi usus buntu apendisitis akut. Jika ya, kemungkinan pengobatannya adalah menjalani operasi, dan operasi merupakan cara terbaik karena jika didiamkan saja, maka ada kemungkinan usus pecah, infeksi menyebar ke seluruh perut, yang akibatnya sangat fatal. 4. Kolera Kolera adalah penyakit menular epidemi akut, yang ditandai dengan diare, kehilangan cairan dan elektrolit yang ekstrem, nyeri perut bawah, dan dehidrasi parah. Kondisi ini dapat berakibat fatal. Kolera sering juga disebut dengan penyakit muntaber karena gejala utamanya adalah muntah dan BAB. Jenis sakit perut ini disebabkan oleh kuman Vibrio cholerae atau Bacillus coma. Kuman ini ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar. Jika mengalami kolera, segera ganti cairan tubuh yang hilang dengan garam oralit. Bila kehilangan cairan tubuh cukup banyak dan Anda sudah tidak dapat menerima cairan dari mulut, maka cairan pengganti diberikan melalui infus. 5. Batu Ginjal Adalah penumpukan mineral pada lapisan dalam ginjal, yang terdiri dari kalsium oksalat dan terdiri dari beberapa senyawa lain. Batu ginjal bisa membesar hingga sebesar bola golf. Gejala batu ginjal ditandai dengan nyeri pada perut kiri atau kanan bawah yang menjalar menuju organ intim. Jika batu ginjal menyerang, boleh jadi Anda akan mengalami rasa nyeri yang luar biasa hebat akibat saluran kemih akan meregang kuat akibat menahan air seni yang tak bisa keluar. Penyebab batu ginjal karena adanya batu di saluran kencing batu ureter. Nyeri yang dirasakan biasanya hilang timbul dan intensitas rasa sakitnya akan makin bertambah hebat ketika kebelet kencing. Pengobatan batu ginjal sebenarnya bisa mengonsumsi obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas atau di apotek. Tapi tentu saja itu tergantung intensitas rasa sakitnya. Pergi ke dokter merupakan langkah cerdas untuk mendapatkan obat penghilang rasa sakit yang biasanya diberikan melalui suntikan. Atau jika batu ginjal terlalu besar dan keras, operasi akan dilakukan untuk pengangkatan. 6. Sembelit Adalah sulit BAB yang ditandai dengan nyeri pada perut yang hilang timbul, lokasinya berada di sekitar pusar. Nyeri perut muncul berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi atau akibat susah BAB. Salah satu dari macam-macam sakit perut ini sering dialami karena kekurangan serat, seperti yang terkandung dalam sayuran. Penyebab sembelit lainnya adalah akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak. Pada kasus yang berat, jenis sakit perut ini bisa disebabkan karena adanya halangan mekanis pada usus seperti radang pada dinding usus, kanker, atau usus yang menonjol keluar. Obat pencahar dapat diminum sebagai obat sakit perut. Sesuaikan dengan penyebab sembelitnya, jika penyebabnya feses terlalu keras, konsumsi obat pencahar yang melunakkan feses, atau pilihlah obat pencahar yang membuat saluran pencernaan terasa penuh sehingga menimbulkan rangsangan untuk BAB, atau pilihlah pencahar yang bisa menyerap cairan. 7. Disentri Jenis sakit perut ini ditandai dengan rasa mulas atau sakit yang hampir mirip ketika hendak melahirkan, sering ke WC untuk BAB mungkin bisa 20 hingga 30 kali BAB, dan feses encer mencret serta berlendir, terkadang feses disertai bercak darah. Disentri disebabkan karena mengonsumsi makanan kotor yang telah terinfeksi kuman shigela disentri atau amuba usus. Untuk mengobatinya, terlebih dahulu Anda harus mengganti cairan dengan garam oralit. Pemberian antibiotika sangat penting untuk membunuh kuman. Tapi tetap saja upaya pencegahan sakit perut lebih penting ketimbang pengobatan. Caranya adalah dengan menjaga kebersihan, membasmi lalat di rumah, serta menjaga makanan dan minuman dari kotoran. Itulah penjelasan macam-macam sakit perut yang perlu Anda kenali. Semoga bermanfaat, ya, Teman Sehat! Anonim. Appendicitis. Diakses 3 September 2019 Bolen, Barbara. 2019. Causes of Stomach Pain and Treatment Options. Diakses 3 September 2019 Kraft, Sy. 2018. Everything you need to know about cholera. Diakses 3 September 2019 Orenstein, Beth W. 2017. 9 Common Digestive Conditions From Top to Bottom. Diakses 3 September 2019 Crosta Peter. 2019. How do you get kidney stones?. Diakses 3 September 2019 DokterSehat © 2023 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi
Penyakitini disebabkan karena bakteri Salmonella typhi. Tanda tipus adalah adanya demam tinggi, sakit perut, sakit kepala, muntah dan diare yang diikuti konstipasi, juga munculnya ruam. 5. Kolera. Kolera disebabkan Vibrio cloreae. Gejalanya berupa diare cair yang keluar sangat banyak sehingga biasanya berujung dehidrasi, sakit perut, juga
Halodoc, Jakarta – Kolera adalah infeksi bakteri Vibrio cholerae yang menyebabkan diare parah hingga dehidrasi. Kebanyakan kasus kolera menular akibat konsumsi air yang terkontaminasi bakteri penyebab kolera. Jika tidak segera ditangani, kolera bisa berakibat fatal hanya dalam beberapa jam saja. Maka itu, waspadai komplikasi kolera berikut. Baca Juga Gejala Seseorang Terkena Kolera yang Harus Diketahui Kenali Gejala Kolera Penyakit kolera jarang menimbulkan gejala. Hanya sekitar 10 persen pengidap yang mengalami gejala. Secara umum, gejala ini yang bisa muncul setelah konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri penyebab kolera, yaitu Mual dan muntah selama beberapa jam pada tahap awal terinfeksi bakteri. Diare dalam jangka panjang, menyebabkan hilangnya cairan tubuh dengan cepat, sekitar satu liter per jam. Biasanya diare akibat kolera menyebabkan pengidap terlihat tampak pucat. Kram perut. Terjadi akibat hilangnya kadar sodium, klorida, dan potasium dalam tubuh setelah diare berkepanjangan. Dehidrasi parah, terjadi jika diare berkepanjangan menyebabkan kehilangan cairan lebih dari 10 persen total berat tubuh. Gejala lainnya berupa mulut terasa kering, gangguan irama jantung, mata cekung, mudah marah, rasa haus berlebihan, tubuh lesu, tekanan darah rendah hipotensi, urine yang keluar hanya sedikit, serta kulit berkerut dan kering. Pada anak-anak, gejala kolera cenderung lebih berat dibandingkan orang dewasa. Pasalnya anak-anak yang terinfeksi bakteri lebih rentan mengalami kadar gula darah rendah hipoglikemia yang menyebabkan kejang, hilang kesadaran, hingga koma. Baca Juga Ketahui Penanganan Penyakit Kolera pada Anak Diare berkepanjangan akibat infeksi bakteri kolera menyebabkan hilangnya cairan tubuh dalam jumlah besar dehidrasi parah. Kondisi ini bisa berakibat fatal bagi tubuh. Lantas, apa saja komplikasi kolera yang perlu diwaspadai 1. Hipokalemia Merupakan kondisi kekurangan kalium yang menyebabkan terganggunya fungsi jantung dan saraf. Hipokalemia terjadi ketika aliran darah berada di bawah batas normal, yakni kurang dari 2,5 mmol/L. Gejalanya berupa kram perut, kesemutan, mati rasa, sembelit, mual, kembung, muntah, jantung berdebar palpitasi, frekuensi buang air kecil meningkat, rasa haus berlebih, dan kelelahan. Pengidap kolera yang mengalami hipokalemia rentan mengalami gangguan psikologis seperti depresi, delirium, bingung, atau berhalusinasi. 2. Gagal Ginjal Terjadi akibat hilangnya kemampuan ginjal untuk menyaring, sehingga sejumlah cairan dan elektrolit keluar dari dalam tubuh. Gagal ginjal ditandai dengan kelelahan, kulit kering dan gatal, kencing berdarah, kencing berbusa, pembengkakan, dan nyeri pinggang. Pengidap kolera yang mengalami gagal ginjal juga rentan mengalami syok hipovolemik. 3. Hipoglikemia Rendahnya kadar gula darah yang terjadi jika pengidap mengalami penurunan nafsu makan. Kondisi ini berbahaya karena glukosa merupakan sumber energi utama tubuh. Gejala hipoglikemia berupa lelah, pusing, bibir kesemutan, keringat berlebih, sering merasa lapar, jantung berdebar-debar, sulit berkonsentrasi, mudah marah, dan pucat. Pada kasus yang parah, komplikasi ini berpotensi menyebabkan kejang, hilang kesadaran, hingga kematian. Baca Juga Bahayanya Kolera yang Bisa Berakibat Fatal Itulah komplikasi kolera yang perlu diwaspadai. Kalau kamu mengalami gejala mirip kolera, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!Koleraatau taun merupakan penyakit akibat jangkitan kuman yang menyebabkan cirit-birit yang teruk dan akhirnya boleh menyebabkan kematian melalui kehilangan air dalam tubuh bahan yang teruk. bagi pesakit yang bergejala, mereka akan mengalami cirit birit, sakit perut dan muntah. Najis pesakit adalah sangat berair dan keadaan ini disamakan
CaraMengatasi Perut Kembung dan Begah Ternyata Mudah. Apa Gejala kolera? Kolera pada umumnya akan menimbulkan gejala diare. Berikut ini beberapa ciri diare yang menjadi gejala penyakit kolera: - Diare dengan konsistensi seperti air - Diare berbau seperi bau ikanDipublish tanggal Feb 22, 2019 Update terakhir Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca 4 menit Kolera adalah suatu jenis diare akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio colerae. Diare yang disebabkan oleh bakteri kolera ini sangat khas dan cukup mudah dibedakan dengan diare pada umumnya. Pada kolera, diare hebat dan sangat berair tidak ada ampas sama sekali, berwarna putih pucat seperti air cucian beras. Penyakit kolera dapat menimbulkan permasalahan kesehatan global dan menjadi indikator tingkat perkembangan sosial suatu daerah. Setiap tahunnya terdapat sekitar – 4 juta kasus baru dan sekitar – kematian di seluruh dunia akibat penyakit ini. Kasus infeksi kolera dapat terjadi pada semua usia, dan yang memiliki resiko paling tinggi terinfeksi kolera adalah penduduk yang tinggal di negara-negara berkembang dengan kondisi lingkungan yang kotor, jumlah penduduk yang terlalu padat, tidak tersedia sumber air bersih dan sanitasi yang buruk. Penyebab dan Cara Penularan Penyakit Kolera Bakteri kolera tidak menular secara langsung melalui kontak dari satu orang ke orang lain. Melainkan menular melalui air yang terkontaminasi oleh feses yang berasal dari orang yang terinfeksi kolera. Hal ini disebabkan karena pada feses orang yang terinfeksi masih mengadung bakteri kolera. Bakteri yang ada di dalam feses tersebut dapat kembali ke lingkungan dan kembali menginfeksi orang lain. Orang-orang yang sudah terinfeksi kolera dapat ditemukan bakteri pada fesesnya dengan pemeriksaan mikroskop, selama 1 – 10 hari setelah terinfeksi. Bakteri penyebab kolera dapat dengan mudah mengkontaminasi makanan dan minuman yang tidak higienis. Cara bakteri mengkontaminasi makanan dan minuman seperti menggunakan air yang tercemar untuk mencuci buah-buahan dan sayuran, menyirami tanaman, membuat batu es, ikan atau seafood yang hidup dalam air yang terkontaminasi. Air yang terkontaminasi itu juga dapat berasal dari feses dan sanitasi yang buruk. Dari saat mulai terinfeksi yaitu ketika bakteri masuk ke dalam tubuh, sampai dapat menimbulkan gejala biasanya dibutuhkan waktu bervariasi sekitar 12 jam – 5 hari. Bakteri yang masuk melalui makanan yang terkontaminasi itu kemudian akan melepaskan toksin racun di dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan diare hebat. Tanda dan Gejala Kolera Selain dari diare hebat, toksin dari bakteri dapat menyebabkan pasien muntah-muntah. Diare hebat dan muntah-muntah inilah yang memicu terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Derajat dehidrasi yang timbul bervariasi tergantung dari tingkat keparahan gejala, mulai dari dehidrasi ringan, sedang, dan berat. Semakin berat derajat dehidrasi maka tanda-tanda dehidrasi yang timbul juga semakin berat. Pada saat diare dan muntah juga akan terjadi pengeluaran elektrolit secara berlebihan, sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh. Tanda-tanda umum dehidrasi Detak jantung meningkat Elastisitas kulit menurun Timbul rasa haus Jumlah urin menurun Mukosa mulut tampak kering Tekanan darah menurun Kesadaran menurun Kram otot. Lebih lanjut silahkan baca Tanda-tanda Dehidrasi yang Harus Anda Waspadai Penegakan diagnosis kolera cukup mudah, selain dilakukan anamnesis atau wawancara medis terhadap riwayat diare dan lingkungan tempat tinggal, dokter juga melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda dehidrasi. Jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan sampel feses untuk mengetahui ada tidaknya bakteri kolera di feses. Langkah Pengobatan Kolera Sebagian besar kasus infeksi kolera adalah infeksi yang ringan karena pada umumnya pasien sudah mengunjungi dokter sebelum keluhan diare bertambah parah. Infeksi ringan bisa saja tidak menimbulkan gejala apapun dan dapat sembuh dengan pemberian terapi rehidrasi oral. Rehidrasi oral secara mandiri harus segera diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang; dapat dilakukan dengan pemberian oralit, banyak minum, banyak makan sop yang berkuah, dan sebagainya. Baca juga Cara Membuat Oralit Sendiri dan Menggunakannya Sedangkan kasus infeksi kolera yang berat jarang terjadi hanya sekitar 5-10% dari kasus kolera. Infeksi kolera berat harus ditangani dengan cepat dengan rehidrasi cairan melalui intravenous dan penggunaan antibiotik. Kolera dapat menyebabkan kematian apabila tidak ditangani dengan baik. Beberapa langkah untuk mengobati kolera Pemberian antibiotik untuk membunuh bakteri Pemberian oralit untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Oralit diberikan apabila pasien masi dapat masuk makanan dan minuman secara oral, namun apabila pasien terus menerus muntah, dapat diberikan cairan infus untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Suplemen zinc untuk mengurangi frekuensi diare Berbagai macam langkah dilakukan untuk mencegah dan mengontrol penyebaran penyakit, termasuk juga mengurangi angka kematian akibat kolera, diantaranya adalah pengawasan, air, sanitasi dan kebersihan, vaksin, serta Edukasi. Pengawasan Melakukan pemeriksaan sampel feses terhadap orang-orang yang diduga terkena kolera, yaitu sering diare hebat dan sangat berair, sehingga dapat ditegakkan diagnosis dan diberikan pengobatan secara tepat dan tepat. Pengelolaan air dan sanitasi Pemantauan sumber air bersih dan sanitasi sangatlah penting untuk mencegah penyebaran bakteri kolera dan waterborne disease penyakit yang ditularkan langsung melalui air yang terkontaminasi kuman. Membangun tempat penampungan air bersih dan dilakukan klorinisasi untuk membunuh bakteri Melakukan penyaringan air dan sterilisasi perabot rumah tangga Membangun tempat sanitasi yang baik. Vaksin kolera Pemberian vaksin kolera secara oral dapat mengurangi resiko terinfeksi kolera, akan tetapi pemberian vaksin kolera tidak dapat menjamin bahwa seseorang tidak akan terinfeksi kolera. Pemantauan terhadap kebersihan sumber air dan sanitasi tetap tidak boleh diabaikan. Edukasi terhadap masyarakat sekitar Memberikan pengetahuan umum kepada masyarakat tentang bahaya kolera, menjaga sumber air bersih, dan cara melakukan sanitasi agar masyarakat dapat melakukan pencegahan mandiri terhadap kolera. 19 Referensi Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini. Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya. Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat
Gejala Perut Anda seperti ditekan, merasa nyeri terutama di perut bagian bawah, lalu diikuti kejang otot perut. Perasaan mual dan muntah-muntah biasanya datang setelah mencret. Kolera sering juga disebut dengan penyakit muntaber karena gejala utamanya adalah muntah dan BAB. Penyebab: Kuman Vibrio cholerae yang punya nama alias lain iBacillus coma.